BABAK I
Pagi yang cerah di hari senin, di halaman kelas terlihat Tita dan Riri sedang berbincang-bincang. Datanglah Regina ..
Regina
: “Hei semuanya, pada ngobrolin apa nih? Eh liat nih . Ini jam tangan
baru yang dibelikan ibuku asli dari swiss!” (sambil menunjuk jam tangan
barunya)
Riri : “Wah, bagus banget gin, pasti mahal ya?”
Regina : “Iya dong! So pasti tuh, bagus kan ta?”
Tita : “Iya iya bagus” (terlihat kesal)
Regina : “Heh di dunia yang pake jam ini cuma orang-orang penting aja lo! ”
Tiba-tiba datanglah Agung…..
Agung : ”Alah, di pasar loak juga banyak tuh jam kayak gitu! ”
Regina : “Bilang aja kamu sirik sama aku gung, jam ini harganya mahal aku yakin kamu nggak akan
mampu membelinya.” (masuk ke dalam kelas)
Tita : “Sombong banget sih Regina itu.”
Riri : “Udahlah ta emang dia sifatnya kayak gitu”
Agung : “Iya, aku juga nggak suka sama sifatnya yang kayak gitu, belum dapet karma aja tuh anak”
Riri : “Huss.. Udah deh nggak usah ngomongin orang, dosa tau! Biar aja nanti dia juga sadar sendiri”
Tita : “Iyadeh, masuk yuk ri, gung!.” (menggandeng riri kedalam kelas)
BABAK II
Bel
tanda pulang sekolah pun berbunyi, semua siswa langsung berhamburan
keluar kelas. Namun Regina tampak sedang kehilangan sesuatu…
Regina : “Aduh dimana sih, mama ku bisa marah nih?” (terlihat bingung)
Riri : “Ada apa gin? Kamu sedang mencari apa?”
Regina : “Jam ku tidak ada ri !”
Tita : “Hilang maksudmu gin?” (sambil tersenyum kecil)
Regina : “Iya Tita tadi masih ada, sekarang hilang.”
Agung : “Ada apa sih kalian ini berisik sekali.”
Riri : “Ini gung jam tangan Regina hilang.”
Agung : “Oh, kirain ada kebakaran”
Regina : “Kok kamu jawabnya gitu sih gung, atau jangan-jangan kamu ya yang mencuri jam tanganku.” (menunjuk kearah Agung )
Tita
: “Hei Regina jangan asal nuduh dong, nggak mungkin Agung yang
mengambil jam mu. Dasar kamu sombong! ” (dengan nada membentak)
Regina : “Aku kan hanya menebak Tita, bukan bermaksud menuduh Agung”
Riri : “Sudah sudah hentikan ri , Regina sedang bingung wajar dia berbicara seperti itu”
Tita : “Huh Riri riri kamu selalu membela Regina. ” (kesal)
Agung : “Sudahlah aku juga minta maaf telah bicara seperti itu, bagaimana jam tangan mu bisa hilang gin ?.”
Regina : “Entahlah gung tadi aku taruh di tas, saat pulang aku lihat jam tanganku sudah tidak ada lagi.”
Riri : “Kita cari sama-sama aja yuk!”
Agung : “Eits tunggu dulu, kalo kamu mau dibantuin traktir aku dulu. Aku mau
bakso, siomay, sate, pizza, ayam bakar, jus mangga ….”
Tita : (memotong kalimat agung), ”Gila, laper apa napsu tuh? Bantuin orang tuh yang iklas dong!”
Agung : Hahaha . bercanda ta . Iya deh, aku bantuin. Bantuin doa maksudnya …. Heehehehe
Riri : “Udah dong kalian ini, kasian si Regina.”
Regina : “Iya . Pasti papa sama mama aku marah banget. Gimana ya ? ”
Riri : “Udah sabar, besok kita cari solusinya sama-sama, udah siang nih.”
BABAK III
Sesampainya di rumah, Regina menceritakan semuanya kepada Papa dan mamanya.
Mama
: “Harusnya kamu itu jangan ceroboh Gina! Mama sudah bilang jam tangan
itu pakai saja saat akan pergi, jangan dipakai kesekolah”
Regina : “Iya ma, maafin Regina, Regina yang salah” (menunduk)
Papa : “Pokoknya kamu harus cari jam itu”
Mama : “Udahlah pa, Regina juga nggak sengaja kok.”
Papa : “Kita tidak boleh memanjakan Regina ma , nanti dia malah tambah sering melakukan hal seperti ini. ”
Papa : “Kamu harus di hukum Regina!”
Mama : “Udahlah pa.”
Papa
: “Tidak bisa ma, Regina harus papa hukum. Semua barang-barang mewah
kamu papa sita dan uang jajan kamu papa kurango selama satu bulan penuh”
Regina : “Jangan pa, aku nggak bisa tanpa barang-barang mewahku dan uang jajan itu”
Mama : “Satu bulan ? Apa gak terlalu lama pa? Gimana kalo Satu minggu aja?”
Regina : ”Gimana kalo 3 hari aja pa?”
Papa : “Ehh… kalian ini , kalian pikir ini dipasar pake tawar menawar segala. Pokoknya satu bulan.”
BABAK IV
Keesokan
harinya Regina, Tita, Riri, dan Agung mencari kebenaran tentang
hilangnya jam tangan Regina, mereka mencoba mengintip dari balik jendela
siapa yang masuk ke kelas saat jam istirahat.
Agung : “Ta, nanti kamu ya yang mergokin orang itu”
Tita : “Loh kok aku sih? Nggak mau ah, kamu aja gung, kamu kan cowok.”
Agung : “Lah nanti kalo yang nyurinya cewek gimana, kan aku yang gak enak ”
Tita : “Huuu… Bilang aja takut kamu gung.”
Riri : “Aduhh kalian ini berisik banget sih,nanti kalo yang kita kedengeran gimana,? Bisa gagal rencana kita.”
Regina : “ya udah, biar aku aja yang nangkep orangnya.”
Sesuai rencana ternyata masuklah seseorang kedalam kelas, sepertinya itu adalah seorang cewek..
Agung : “Eh, tuh ada yang masuk, cepetan”
Riri : “Iya ayo kita masuk juga”
Mereka bertiga berjalan mengendap-endap kedalam kelas agar tidak diketahui orang tersebut.
Tita : (menggerekan jarinya) “satu, dua, ti…………..”
Regina : “……ga .” (mendekap tubuh orang itu)
“ketahuan kamu, kenapa kamu mengambil jam ku? Siapa kamu?”
Riri, Tita: (Melihat muka orang itu)
Dan ternyata orang itu adalah Siska, anak kurang mampu yang sering dicemooh oleh Regina
Regina, Tita, Riri, Agung : “Siska………………..” (Terkejut)
Siska : “Iya , maafin aku.”
Regina : “Kenapa kamu mengambil jam tanganku Siska? Apa karena aku sering
mencelamu? Apa karena itu kamu membenciku dan dan karna itu juga kah
kamu mencuri jam tanganku? Aku tidak menyangka siska! ” (sangat-sangat
kesal)
Siska : “Bukan begitu Regina . Aku..”
Regina : (Memotong pembicaraan Siska) “Ahhh. Sudahlah siska, aku benar-benar tidak menyangka Siska aku kira kamu itu baik”
Riri : “Regina , jangan emosi dulu dengarkan penjelasan Siska dulu.”
Tita : “Iya Gina, sepertinya Siska tidak salah”
Regina : “Yasudah”
Siska
: “Bukan begitu gina , aku tidak mencuri jam tanganmu, aku menemukannya
terjatuh dari tasmu saat kamu keluar dari toilet. ”
Regina : ”Ya ampun Siska kenapa kamu tidak mengembalikannya? Itu berarti kamu mencuri.”
Agung : “Regina, dengarkan dulu siska”
Siska
: (menangis) “Maafkan aku gina, aku benar-benar tidak bermaksud
mengambil jam mu. Aku juga sadar aku tak cocok memakai jam bermerek
seperti itu ”
Regina : “Baguslah kalo kamu sadar Sis”
Tita : “Hei Gina , kurangilah sifat sombongmu itu.”
Siska
: “Iya aku ini memang anak orang miskin, aku tak cocok memakai
barang-barang mahal. Aku melihat jam mu terjatuh , aku ingin
mengembalikannya kepadamu tetapi aku takut kamu malah mencaci maki aku
seperti waktu itu. Jadi aku menyimpan jam tanganmu dan aku berniat
mengembalikannya diam-diam. Maafkan aku Gina.”
Regina :
“Ya allah sejahat itukah aku Siska ? Maafkan aku siska yang selama ini
selalu memarahimu, mencacimu, aku yang salah .” (meneteskan air mata)
Siska : ”Aku tidak pernah dendam kepadamu gin, kamu tetaplah temanku.” (menghapus air mata Regina dan memeluknya)
Tita : “Horeeee… aku jadi ikut terharu”
Riri : “Aku juga”
Agung : “Dasar kalian cewek-cewek. Pada cengeng semua.”
Tita : “alah , gung kamu tadi juga aku lihat sempet netesin air mata.
Regina
: “hahha. Teman-teman maafkan aku ya, aku selama ini sombong dan jahat
kepada kalian” (memeluk Siska, Tita, Riri)
Agung : “Aku nggak usah dipeluk gin, aku udah maafin kamu kok. Hahahha ”
Riri : “huuuu. Dasar.”
Siska memberikan jam tangan yang ada di genggamannya kepada Regina.
Siska : “Gin, ini jam mu, maaf ya.”
Regina : (tersenyum) “ Tidak, sekarang ini untukmu Siska,”
Siska : “Tapi gin…”
Regina : “Sudahlah sis terima saja aku ikhlas kok. Itu untukmu ya, semoga kamu
suka, maafka kesalahanku selama ini dan teman-teman yang lain juga ya,
aku lebih baik kehilangan jam tangan ini daripada kehilangan kalian,
SAHABAT TERBAIKKU”
Akhirnya mereka menjadi sahabat baik,
Regina pun sekarang telah berubah, tidak bersikap sombong dan
semena-mena lagi. Itulah persahabatan, dapat mengalahkan keangkuhan dan
kesombongan.